Apakah Pendidikan Kita Masih Milik Guru?

Pertanyaan kayak gini emang ngena banget: “Apakah pendidikan kita masih milik guru?” Soalnya, zaman sekarang dunia udah berubah, tapi pola pikir soal pendidikan kadang masih gitu-gitu aja. Banyak yang mikir guru link slot itu pusat segalanya — yang paling ngerti, yang paling tahu arah. Padahal, di era digital dan keterbukaan informasi, pendidikan bukan cuma soal guru ngasih ilmu, tapi soal kolaborasi dan partisipasi semua pihak.
Guru Bukan Lagi Satu-satunya Sumber Ilmu
Dulu, apa yang dikatakan guru itu udah kayak firman: mutlak, gak bisa dibantah. Tapi sekarang? Lo bisa belajar dari mana aja — YouTube, forum, podcast, bahkan diskusi tongkrongan kadang lebih ngena. Ini bukan berarti guru gak penting, tapi peran mereka harus bergeser. Dari pusat informasi jadi fasilitator. Dari tukang ngasih tugas jadi pembimbing berpikir.
Baca juga: “Siswa Sekarang Gak Mau Diceramahi, Mereka Butuh Diajak Diskusi”
Masih banyak sekolah yang terlalu kaku. Semua ditentukan guru. Cara belajar, tugas, bahkan cara berpikir. Murid kayak robot, cuma ngikut sistem. Padahal yang dibutuhin sekarang adalah ruang eksplorasi, gagal coba lagi, dan belajar bareng-bareng, bukan cuma dari atas ke bawah.
5 Fakta Kenapa Pendidikan Harus Dimiliki Bersama, Bukan Hanya Guru
-
Akses Informasi Udah Terbuka Lebar
Anak-anak sekarang bisa belajar apapun lewat internet. Tinggal klik, bisa dapet ilmu dari profesor luar negeri atau pengalaman orang di lapangan. -
Kreativitas Gak Muncul dari Sistem Satu Arah
Kalau guru terus yang dominan, murid jadi takut salah. Padahal ide-ide segar muncul dari diskusi dan ruang bebas berpendapat. -
Tanggung Jawab Belajar Ada di Siswa Juga
Pendidikan bukan cuma soal disuapin. Murid harus dilatih ngulik sendiri, ambil inisiatif, dan berani beda pendapat. -
Orang Tua dan Masyarakat Juga Punya Peran Besar
Sekolah bukan satu-satunya tempat belajar. Rumah dan lingkungan juga punya peran yang harus diakui dan dilibatkan. -
Guru Harus Jadi Partner, Bukan Bos
Hubungan antara guru dan murid seharusnya kayak tim. Sama-sama belajar, sama-sama cari solusi. Gak cuma perintah dan dengerin.
Kalau pendidikan masih dianggap “milik guru sepenuhnya”, artinya kita belum siap menghadapi dunia yang serba cepat, fleksibel, dan kolaboratif. Pendidikan harus dimiliki bareng-bareng: guru, siswa, orang tua, bahkan lingkungan. Bukan soal siapa yang paling pintar, tapi soal siapa yang bisa tumbuh bareng.
Leave a Reply